Materi > Kelas X > Litosfer

Litosfer

Kelas X
Semester 1
Geologi

Memahami litosfer sebagai lapisan batuan bumi, struktur bumi, tektonik lempeng, jenis-jenis batuan, dan berbagai proses yang membentuk relief permukaan bumi.

Pengertian Litosfer

Litosfer berasal dari kata lithos (batu) dan sphaira (lapisan) yang berarti lapisan batuan. Litosfer merupakan lapisan terluar bumi yang padat dan terdiri dari kerak bumi dan sebagian mantel atas bumi dengan ketebalan sekitar 50-100 km.

Litosfer merupakan bagian dari geosfer yang menjadi objek kajian utama dalam geologi. Lapisan ini menjadi tempat berlangsungnya berbagai proses geologi yang membentuk relief permukaan bumi dan menghasilkan berbagai sumber daya mineral yang dimanfaatkan manusia.

Ilustrasi Lapisan Litosfer
Gambar 1: Ilustrasi lapisan litosfer sebagai lapisan terluar bumi

Struktur Lapisan Bumi

Bumi tersusun atas beberapa lapisan yang terkonsentrasi dari pusat bumi hingga permukaannya. Berdasarkan komposisi kimianya, bumi dibagi menjadi tiga lapisan utama, yaitu kerak bumi, mantel bumi, dan inti bumi.

Struktur Lapisan Bumi
Gambar 2: Struktur lapisan bumi dari inti hingga kerak
Kerak Bumi (Crust)

Lapisan terluar bumi yang relatif tipis. Terdiri dari kerak benua (sial) dan kerak samudra (sima).

Ketebalan: Kerak benua: 30-50 km, Kerak samudra: 5-10 km
Komposisi: Kerak benua: granit (silika, aluminium), Kerak samudra: basalt (silika, magnesium)
Mantel Bumi (Mantle)

Lapisan tengah bumi yang tebal. Terdiri dari mantel atas dan mantel bawah. Sebagian mantel atas yang bersifat plastis disebut astenosfer.

Ketebalan: Sekitar 2.900 km
Komposisi: Batuan ultrabasa (olivin, piroksen) yang kaya akan silika, magnesium, dan besi
Inti Bumi (Core)

Lapisan terdalam bumi. Terdiri dari inti luar yang cair dan inti dalam yang padat. Inti luar yang cair menghasilkan medan magnet bumi.

Ketebalan: Inti luar: 2.250 km, Inti dalam: 1.220 km
Komposisi: Campuran besi dan nikel (Fe-Ni) dengan sedikit unsur ringan seperti sulfur dan oksigen

Berdasarkan sifat fisiknya (rheologi), bumi dibagi menjadi lima lapisan:

  1. Litosfer - Lapisan terluar yang padat, mencakup kerak bumi dan bagian atas mantel.
  2. Astenosfer - Bagian atas mantel yang bersifat plastis/semi-cair.
  3. Mesosfer - Bagian mantel bawah yang padat karena tekanan tinggi.
  4. Inti luar - Lapisan cair dengan komposisi Fe-Ni.
  5. Inti dalam - Pusat bumi yang bersifat padat dengan komposisi Fe-Ni.

Tektonik Lempeng

Tektonik lempeng adalah teori yang menjelaskan pergerakan lempeng-lempeng litosfer di atas lapisan astenosfer. Teori ini merupakan perkembangan dari teori pengapungan benua (continental drift) yang dikemukakan oleh Alfred Wegener pada tahun 1912.

Litosfer terbagi menjadi beberapa lempeng tektonik utama dan sejumlah lempeng kecil yang bergerak dengan kecepatan beberapa sentimeter per tahun. Pergerakan lempeng-lempeng ini menghasilkan berbagai fenomena geologi seperti pembentukan pegunungan, aktivitas vulkanik, dan gempa bumi.

Peta Lempeng Tektonik
Gambar 3: Peta lempeng tektonik utama di dunia
Lempeng Tektonik Utama
  • Lempeng Pasifik
  • Lempeng Amerika Utara
  • Lempeng Amerika Selatan
  • Lempeng Eurasia
  • Lempeng Afrika
  • Lempeng Indo-Australia
  • Lempeng Antartika
  • Lempeng Nazca
Teori Tektonik Lempeng

Teori tektonik lempeng menjelaskan bahwa lempeng-lempeng litosfer bergerak di atas astenosfer yang bersifat plastis. Pergerakan ini didorong oleh arus konveksi di dalam mantel bumi yang disebabkan oleh perbedaan temperatur.

Arus konveksi membawa material panas dari bagian dalam mantel ke arah permukaan, kemudian menyebar di bawah litosfer dan kembali turun setelah mengalami pendinginan. Proses ini menghasilkan gaya yang cukup untuk menggerakkan lempeng-lempeng litosfer di atasnya.

Jenis Batas Lempeng dan Fenomenanya

Batas Konvergen (Bertumbukan)
Batas Konvergen

Terjadi ketika dua lempeng bergerak saling mendekat dan bertumbukan. Ada tiga kemungkinan yang terjadi pada batas konvergen:

  • Subduksi - Lempeng samudra menunjam di bawah lempeng benua
  • Obduksi - Lempeng benua bertumbukan dengan lempeng benua lainnya
  • Penujaman ganda - Dua lempeng samudra saling menunjam
Fenomena: Palung laut, pegunungan lipatan, gunung api, gempa bumi
Batas Divergen (Menjauh)
Batas Divergen

Terjadi ketika dua lempeng bergerak saling menjauh. Material magma dari mantel naik ke permukaan melalui celah yang terbentuk dan membentuk kerak baru.

Fenomena: Punggungan tengah samudra, lembah retakan, aktivitas vulkanik basaltis, gempa bumi dangkal
Contoh: Punggungan Tengah Atlantik, Lembah Retakan Afrika Timur
Batas Transform (Sesar Mendatar)
Batas Transform

Terjadi ketika dua lempeng bergerak secara horizontal saling berlawanan arah sejajar dengan batas lempeng. Tidak terjadi pembentukan atau perusakan kerak bumi.

Fenomena: Patahan/sesar mendatar, gempa bumi dangkal hingga sedang
Contoh: Sesar San Andreas di California, Sesar Sumatera

Jenis-jenis Batuan

Batuan adalah material padat yang tersusun dari mineral-mineral atau material lain yang membentuk kerak bumi. Berdasarkan proses pembentukannya, batuan dibagi menjadi tiga jenis utama: batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.

Tabel 1: Jenis-jenis Batuan dan Karakteristiknya
Jenis BatuanProses PembentukanKarakteristikContoh
Batuan Beku (Igneous Rock)Terbentuk dari pembekuan magma atau lava. Dapat terjadi di dalam bumi (intrusif) atau di permukaan bumi (ekstrusif).Tidak berlapis, kompak, keras, tersusun dari kristal-kristal mineral. Batuan intrusif memiliki kristal yang lebih besar dibandingkan dengan batuan ekstrusif.Intrusif: granit, diorit, gabro
Ekstrusif: basal, andesit, obsidian, pumice
Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)Terbentuk dari pengendapan material hasil pelapukan dan erosi batuan yang telah ada, atau dari pengendapan sisa-sisa organisme, atau dari pengendapan mineral-mineral yang terlarut dalam air.Berlapis-lapis, kadang mengandung fosil, kekerasan bervariasi. Pada beberapa jenis batuan sedimen dapat ditemukan struktur sedimen seperti ripple mark, cross bedding, dsb.Klastik: konglomerat, breksi, batupasir, batulempung
Organik: batubara, gamping terumbu
Kimia: batu kapur, gipsum, halite
Batuan Metamorf (Metamorphic Rock)Terbentuk dari batuan yang sudah ada (batuan beku, sedimen, atau metamorf) yang mengalami perubahan bentuk, tekstur, dan komposisi mineral akibat tekanan dan temperatur tinggi.Dapat memiliki tekstur foliat (berlapis) atau non-foliat. Umumnya lebih keras dan kompak dibandingkan batuan asalnya. Mineral asli dapat berubah menjadi mineral baru.Foliat: slate (dari batulempung), sekis, gneiss
Non-foliat: marmer (dari batugamping), kuarsit (dari batupasir), hornfels
Batuan Beku
Gambar 4: Contoh batuan beku (granit dan basal)
Batuan Sedimen
Gambar 5: Contoh batuan sedimen (batupasir dan batugamping)
Batuan Metamorf
Gambar 6: Contoh batuan metamorf (marmer dan sekis)

Siklus Batuan

Siklus batuan adalah proses berkelanjutan dimana batuan mengalami perubahan dari satu jenis ke jenis lainnya dalam waktu geologis. Proses ini melibatkan berbagai proses geologi seperti pelapukan, pengangkutan, pengendapan, pembekuan magma, dan metamorfisme.

  • Batuan beku dapat mengalami pelapukan dan erosi, kemudian material hasil erosinya diendapkan dan membentuk batuan sedimen.
  • Batuan sedimen dapat terkubur dalam-dalam dan mengalami tekanan dan panas tinggi, sehingga berubah menjadi batuan metamorf.
  • Batuan metamorf dapat meleleh jika terkena suhu sangat tinggi, kemudian membeku kembali menjadi batuan beku.
Siklus Batuan

Proses Geologi

Proses geologi adalah berbagai proses yang terjadi pada litosfer dan membentuk relief permukaan bumi. Proses geologi dapat dibagi menjadi dua jenis: proses geologi dalam (endogen) dan proses geologi luar (eksogen).

Proses Geologi Dalam (Endogen)

Proses geologi dalam berasal dari dalam bumi dan umumnya bersifat membangun relief (konstruktif). Proses ini terkait dengan aktivitas tektonik dan vulkanik.

Proses Geologi Luar (Eksogen)

Proses geologi luar berasal dari luar bumi (terutama pengaruh atmosfer, hidrosfer, dan biosfer) dan umumnya bersifat merusak relief (destruktif). Proses ini meliputi pelapukan, erosi, dan sedimentasi.

Bentuk Muka Bumi (Landforms)

Bentuk muka bumi atau landforms adalah kenampakan fisik permukaan bumi yang terbentuk akibat proses geologi. Bentuk muka bumi sangat beragam dan dapat diklasifikasikan berdasarkan proses pembentukannya atau bentuknya.

Bentuk Muka Bumi Hasil Proses Endogen

Bentuk Muka Bumi Struktural

  • Pegunungan lipatan (fold mountains) - Terbentuk akibat proses pelipatan batuan (contoh: Pegunungan Himalaya, Alpen, Andes)
  • Pegunungan patahan (fault mountains) - Terbentuk akibat proses patahan (contoh: Sierra Nevada di Amerika Serikat)
  • Graben/slenk - Lembah yang terbentuk ketika blok batuan turun relatif terhadap blok di sekitarnya (contoh: Lembah Rhine di Jerman)
  • Horst - Bukit yang terbentuk ketika blok batuan naik relatif terhadap blok di sekitarnya

Bentuk Muka Bumi Vulkanik

  • Gunung api - Bukit atau pegunungan yang terbentuk dari penumpukan material vulkanik
  • Kaldera - Kawah besar yang terbentuk akibat runtuhnya puncak gunung api
  • Maar - Kawah dangkal berisi air yang terbentuk akibat letusan freatik
  • Solfatara - Lubang yang mengeluarkan uap belerang
  • Fumarol - Lubang yang mengeluarkan uap panas
  • Geyser - Mata air panas yang menyembur secara berkala
  • Lava plateau - Dataran tinggi yang terbentuk dari aliran lava yang luas

Bentuk Muka Bumi Hasil Proses Eksogen

Bentuk Muka Bumi Hasil Erosi dan Sedimentasi

  • Lembah sungai (fluvial valley) - Terbentuk akibat erosi oleh aliran sungai
  • Meander - Kelokan sungai yang terbentuk pada sungai dewasa
  • Delta - Endapan sedimen berbentuk segitiga di muara sungai
  • Bukit pasir (sand dune) - Terbentuk dari penumpukan pasir oleh angin
  • Batuan jamur (mushroom rock) - Terbentuk akibat erosi angin yang tidak merata
  • Tebing pantai (cliff) - Terbentuk akibat erosi oleh gelombang laut
  • Gua karst (cave) - Terbentuk akibat pelarutan batuan kapur oleh air
  • Stalaktit dan stalagmit - Terbentuk akibat pengendapan kalsium karbonat di dalam gua karst
Bentuk Muka Bumi
Gambar 7: Contoh bentuk muka bumi hasil proses eksogen

Bentuk Muka Bumi Indonesia

Indonesia memiliki bentuk muka bumi yang sangat beragam karena posisinya yang berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik dan memiliki banyak gunung api aktif. Beberapa bentuk muka bumi yang khas di Indonesia antara lain:

Pegunungan Vulkanik

Indonesia memiliki banyak gunung api yang membentuk pegunungan vulkanik, seperti Pegunungan Bukit Barisan di Sumatera dan jajaran gunung api di Pulau Jawa.

Dataran Alluvial

Terbentuk dari endapan sungai, seperti dataran rendah pantai utara Jawa dan dataran di sekitar aliran Sungai Musi di Sumatera.

Kawasan Karst

Terdapat di berbagai daerah seperti Gunung Kidul di Yogyakarta, Maros di Sulawesi Selatan, dan Raja Ampat di Papua Barat.

Palung Laut

Terdapat beberapa palung laut dalam di Indonesia, seperti Palung Jawa (Java Trench) di selatan Pulau Jawa.

Terumbu Karang

Indonesia memiliki terumbu karang yang luas, terutama di kawasan Segitiga Terumbu Karang yang meliputi Indonesia, Filipina, dan Papua Nugini.

Dataran Tinggi

Terdapat beberapa dataran tinggi di Indonesia, seperti Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah dan Dataran Tinggi Bukittinggi di Sumatera Barat.

Sumber Daya Alam dari Litosfer

Litosfer menyediakan berbagai sumber daya alam yang dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sumber daya alam dari litosfer dapat dibagi menjadi sumber daya energi, mineral, dan tanah.

Sumber Daya Energi
Sumber Daya Energi
  • Minyak bumi - Terbentuk dari sisa-sisa organisme laut yang terkubur dan mengalami proses diagenesis selama jutaan tahun
  • Gas alam - Terbentuk bersama dengan minyak bumi atau secara terpisah
  • Batubara - Terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang terkubur dan mengalami proses pembatubaraan (coalification)
  • Panas bumi (geothermal) - Energi panas yang berasal dari dalam bumi, biasanya terkait dengan aktivitas vulkanik
  • Uranium - Bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga nuklir
Sumber Daya Mineral
Sumber Daya Mineral
  • Logam - Besi, tembaga, timah, emas, perak, nikel, bauksit (aluminium), dll.
  • Non-logam - Belerang, grafit, kaolin, gipsum, fosfat, dll.
  • Bahan bangunan - Pasir, kerikil, batu, marmer, granit, dll.
  • Batu mulia - Intan, safir, ruby, zamrud, dll.

Indonesia terkenal kaya akan sumber daya mineral, seperti timah di Bangka Belitung, nikel di Sulawesi, tembaga dan emas di Papua, batubara di Kalimantan, dll.

Sumber Daya Tanah
Sumber Daya Tanah

Tanah adalah lapisan teratas litosfer yang merupakan hasil pelapukan batuan dan penguraian bahan organik. Tanah sangat penting untuk pertanian, kehutanan, dan ekosistem alami.

Jenis tanah di Indonesia sangat beragam, antara lain:

  • Tanah vulkanik - Sangat subur, terdapat di sekitar gunung api
  • Tanah aluvial - Hasil pengendapan sungai, umumnya subur
  • Tanah laterit - Tanah yang telah mengalami pencucian intensif, kurang subur
  • Tanah gambut - Terbentuk dari akumulasi bahan organik pada kondisi tergenang

Miskonsepsi Umum tentang Litosfer

Berikut adalah beberapa miskonsepsi yang sering terjadi dalam memahami konsep litosfer dan proses geologi:

Istilah Penting

Berikut adalah beberapa istilah penting yang perlu dipahami dalam mempelajari litosfer:

Litosfer

Lapisan terluar bumi yang padat, terdiri dari kerak bumi dan sebagian mantel atas bumi.

Astenosfer

Lapisan di bawah litosfer yang bersifat plastis dan dapat mengalir secara perlahan.

Lempeng Tektonik

Bagian dari litosfer yang bergerak di atas astenosfer.

Orogenesis

Proses pembentukan pegunungan, biasanya terkait dengan tumbukan antar lempeng tektonik.

Vulkanisme

Proses keluarnya magma dari dalam bumi ke permukaan.

Seismologi

Ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi dan perambatan gelombang seismik.

Epirogenesis

Proses pengangkatan atau penurunan permukaan bumi secara perlahan dan meliputi area yang luas.

Mineralisasi

Proses pembentukan mineral dalam batuan.

Poin-poin Penting

  • Litosfer adalah lapisan terluar bumi yang padat, terdiri dari kerak bumi dan sebagian mantel atas bumi dengan ketebalan sekitar 50-100 km.
  • Struktur bumi terdiri dari inti dalam (padat), inti luar (cair), mantel (sebagian besar padat), dan kerak (padat).
  • Tektonik lempeng adalah teori yang menjelaskan pergerakan lempeng-lempeng litosfer di atas astenosfer. Pergerakan ini menghasilkan berbagai fenomena geologi seperti pembentukan pegunungan, aktivitas vulkanik, dan gempa bumi.
  • Batuan dibagi menjadi tiga jenis utama: batuan beku (terbentuk dari pembekuan magma), batuan sedimen (terbentuk dari pengendapan material), dan batuan metamorf (terbentuk dari perubahan batuan yang sudah ada).
  • Proses geologi terdiri dari proses endogen (dari dalam bumi, seperti tektonisme dan vulkanisme) dan proses eksogen (dari luar bumi, seperti pelapukan, erosi, dan sedimentasi).
  • Bentuk muka bumi (landforms) sangat beragam dan dapat diklasifikasikan berdasarkan proses pembentukannya, seperti bentuk muka bumi struktural, vulkanik, dan hasil proses eksogen.
  • Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik (Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik) yang menyebabkan wilayah ini kaya akan fenomena geologi dan sumber daya alam, namun juga rawan bencana alam.
  • Litosfer menyediakan berbagai sumber daya alam seperti energi (minyak bumi, gas alam, batubara), mineral (logam, non-logam), dan tanah yang dimanfaatkan oleh manusia.

Uji Pemahaman

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut untuk menguji pemahaman Anda tentang litosfer:

Pertanyaan 1

Manakah dari pernyataan berikut yang benar mengenai inti bumi?

Pertanyaan 2

Jelaskan perbedaan antara batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf dari segi proses pembentukan dan berikan contoh masing-masing!

Petunjuk: Ingat bahwa proses pembentukan batuan beku terkait dengan pembekuan magma, batuan sedimen terkait dengan pengendapan material, dan batuan metamorf terkait dengan perubahan bentuk dan komposisi batuan yang sudah ada.

Pertanyaan 3

Bagaimana posisi Indonesia pada lempeng-lempeng tektonik dan apa pengaruhnya terhadap kondisi geologis Indonesia?

Petunjuk: Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik. Pikirkan tentang fenomena geologi yang terjadi akibat interaksi lempeng-lempeng tersebut.