Materi > Kelas X > Atmosfer

Atmosfer

Kelas X
Semester 1
Meteorologi

Memahami atmosfer sebagai lapisan udara yang menyelimuti bumi, komposisi dan strukturnya, serta berbagai fenomena cuaca dan iklim yang terjadi di dalamnya.

Pengertian Atmosfer

Atmosfer berasal dari kata atmos (uap) dan sphaira (lapisan) yang berarti lapisan udara. Atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti bumi dan terikat pada bumi oleh gaya gravitasi. Lapisan ini melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi ultraviolet dari matahari, menghangatkan permukaan bumi melalui efek rumah kaca, dan mengurangi perbedaan suhu ekstrem antara siang dan malam.

Atmosfer merupakan salah satu komponen geosfer yang sangat penting bagi kehidupan. Tanpa atmosfer, tidak akan ada kehidupan di bumi seperti yang kita kenal sekarang. Atmosfer juga menjadi tempat berlangsungnya berbagai fenomena cuaca dan iklim yang mempengaruhi aktivitas manusia.

Ilustrasi Lapisan Atmosfer
Gambar 1: Ilustrasi atmosfer bumi dilihat dari luar angkasa

Komposisi Atmosfer

Atmosfer bumi terdiri dari campuran gas dengan komposisi yang bervariasi tergantung pada ketinggian. Secara umum, atmosfer bumi terdiri dari nitrogen, oksigen, argon, karbon dioksida, dan gas-gas lainnya dalam jumlah kecil, serta uap air dan aerosol.

Komposisi Gas Utama

Diagram Komposisi Atmosfer
  • Nitrogen (N₂): 78,08% - Gas yang relatif tidak reaktif, berfungsi sebagai pengencer oksigen
  • Oksigen (O₂): 20,95% - Gas yang dibutuhkan untuk respirasi makhluk hidup
  • Argon (Ar): 0,93% - Gas mulia yang tidak reaktif
  • Karbon dioksida (CO₂): 0,04% - Gas rumah kaca yang penting untuk fotosintesis
  • Gas-gas lain: <0,01% - Neon, helium, metana, kripton, hidrogen, xenon, ozon, dll.

Komponen Variabel

Uap Air (H₂O)

Konsentrasi uap air di atmosfer sangat bervariasi, dari hampir 0% di daerah gurun hingga 4% di daerah tropis yang lembab. Uap air merupakan gas rumah kaca yang paling dominan dan berperan penting dalam proses pembentukan awan, hujan, dan fenomena cuaca lainnya.

Aerosol

Aerosol adalah partikel padat atau cair yang tersuspensi di udara, seperti debu, garam laut, serbuk sari, asap, dan polutan. Aerosol mempengaruhi kualitas udara, visibilitas, dan iklim dengan menyerap atau memantulkan radiasi matahari dan berperan sebagai inti kondensasi dalam pembentukan awan.

Polutan

Polutan atmosfer adalah zat-zat yang mencemari udara, baik yang berasal dari sumber alami (seperti letusan gunung berapi) maupun aktivitas manusia (seperti emisi kendaraan dan industri). Contoh polutan atmosfer antara lain sulfur dioksida (SO₂), nitrogen oksida (NOₓ), karbon monoksida (CO), ozon troposfer (O₃), dan partikulat (PM).

Struktur Lapisan Atmosfer

Atmosfer bumi terbagi menjadi beberapa lapisan berdasarkan perubahan suhu seiring dengan ketinggian. Setiap lapisan memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda.

Struktur Lapisan Atmosfer
Gambar 2: Struktur lapisan atmosfer berdasarkan perubahan suhu
Tabel 1: Lapisan-lapisan Atmosfer dan Karakteristiknya
LapisanKetinggianKarakteristik SuhuFenomena dan Fungsi
Troposfer0-16 km (ekuator) 0-8 km (kutub)Suhu menurun dengan bertambahnya ketinggian (6,5°C per km). Suhu terendah di tropopause sekitar -60°C.
  • Tempat terjadinya fenomena cuaca (awan, hujan, angin)
  • Mengandung 75% massa atmosfer dan hampir semua uap air
  • Tempat manusia dan makhluk hidup lainnya beraktivitas
Stratosfer16-50 kmSuhu meningkat dengan bertambahnya ketinggian. Suhu tertinggi di stratopause sekitar 0°C.
  • Mengandung lapisan ozon (15-35 km) yang menyerap radiasi UV
  • Sangat stabil, ideal untuk penerbangan pesawat jet
  • Hampir tidak ada awan, kecuali awan polar stratosferik
Mesosfer50-85 kmSuhu menurun dengan bertambahnya ketinggian. Suhu terendah di mesopause sekitar -90°C (bagian terdingin di atmosfer).
  • Tempat terjadinya meteor yang terbakar
  • Terdapat awan noctilucent (awan malam yang bercahaya)
  • Melindungi bumi dari meteor kecil
Termosfer85-500 kmSuhu meningkat drastis dengan bertambahnya ketinggian. Suhu dapat mencapai 1500°C, tetapi terasa dingin karena rendahnya densitas molekul.
  • Mengandung ionosfer yang memantulkan gelombang radio
  • Tempat terjadinya aurora (cahaya kutub)
  • Orbit Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)
Eksosfer>500 kmSuhu relatif konstan. Molekul gas sangat jarang dan dapat lolos ke luar angkasa.
  • Lapisan terluar atmosfer yang berangsur-angsur menipis ke luar angkasa
  • Tempat orbit satelit komunikasi dan observasi
  • Batas antara atmosfer bumi dan luar angkasa

Pembagian Atmosfer Berdasarkan Komposisi

Selain pembagian berdasarkan suhu, atmosfer juga dapat dibagi berdasarkan komposisinya:

Homosfer

Lapisan atmosfer dari permukaan bumi hingga ketinggian sekitar 80-100 km. Di homosfer, komposisi gas-gas utama (nitrogen, oksigen, argon) relatif konstan karena adanya pencampuran oleh turbulensi atmosfer. Homosfer mencakup troposfer, stratosfer, dan sebagian besar mesosfer.

Heterosfer

Lapisan atmosfer di atas homosfer (di atas 80-100 km). Di heterosfer, komposisi gas bervariasi dengan ketinggian karena pemisahan gas-gas berdasarkan berat molekulnya. Gas-gas yang lebih berat (seperti nitrogen dan oksigen) lebih terkonsentrasi di bagian bawah, sementara gas-gas yang lebih ringan (seperti helium dan hidrogen) lebih terkonsentrasi di bagian atas. Heterosfer mencakup bagian atas mesosfer, termosfer, dan eksosfer.

Fungsi Atmosfer

Atmosfer memiliki berbagai fungsi penting yang mendukung kehidupan di bumi. Berikut adalah beberapa fungsi utama atmosfer:

Pelindung dari Radiasi Berbahaya

Lapisan ozon di stratosfer menyerap sebagian besar radiasi ultraviolet (UV) dari matahari yang berbahaya bagi makhluk hidup. Radiasi UV dapat menyebabkan kanker kulit, katarak, dan kerusakan DNA.

Selain itu, atmosfer juga melindungi bumi dari radiasi kosmik dan sinar-X yang berasal dari luar angkasa.

Pengatur Suhu Bumi

Atmosfer berperan dalam efek rumah kaca alami yang menghangatkan bumi. Gas-gas rumah kaca seperti uap air, karbon dioksida, dan metana menyerap dan menahan panas dari matahari, menjaga suhu bumi tetap hangat dan nyaman bagi kehidupan.

Tanpa efek rumah kaca alami, suhu rata-rata permukaan bumi akan sekitar -18°C, bukan 15°C seperti sekarang.

Media Siklus Hidrologi

Atmosfer merupakan media penting dalam siklus hidrologi (siklus air). Uap air di atmosfer mengalami kondensasi membentuk awan, kemudian jatuh sebagai presipitasi (hujan, salju, dll.) yang memasok air tawar ke daratan.

Siklus hidrologi sangat penting untuk ketersediaan air, pertanian, dan ekosistem alami.

Media Transportasi dan Penyebaran

Atmosfer menjadi media transportasi untuk berbagai organisme (seperti burung, serangga, dan spora tumbuhan) dan penyebaran benih, serbuk sari, dan mikroorganisme. Angin juga membantu dalam penyerbukan tanaman dan penyebaran benih.

Penyedia Unsur Penting

Atmosfer menyediakan gas-gas yang penting bagi kehidupan, seperti oksigen untuk respirasi dan karbon dioksida untuk fotosintesis. Nitrogen di atmosfer juga penting dalam siklus nitrogen, yang dikonversi oleh bakteri menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh tumbuhan.

Pelindung dari Benda Luar Angkasa

Atmosfer melindungi bumi dari meteor dan benda luar angkasa lainnya. Sebagian besar meteor terbakar saat memasuki atmosfer bumi karena gesekan dengan udara, mencegahnya mencapai permukaan bumi dan menyebabkan kerusakan.

Tekanan Atmosfer dan Angin

Tekanan atmosfer adalah gaya yang diberikan oleh berat kolom udara di atasnya per satuan luas. Perbedaan tekanan atmosfer menyebabkan pergerakan udara horizontal yang disebut angin.

Tekanan Atmosfer

Ilustrasi Tekanan Atmosfer

Tekanan atmosfer standar di permukaan laut adalah 1013,25 hPa (hektopaskal) atau 1 atm (atmosfer). Tekanan atmosfer berkurang dengan bertambahnya ketinggian karena berkurangnya massa udara di atas.

Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Atmosfer:

  • Ketinggian: Tekanan menurun dengan bertambahnya ketinggian
  • Suhu: Udara panas mengembang dan menjadi kurang padat, menyebabkan tekanan rendah; udara dingin menyusut dan menjadi lebih padat, menyebabkan tekanan tinggi
  • Kelembaban: Udara lembab (mengandung banyak uap air) lebih ringan daripada udara kering, menyebabkan tekanan lebih rendah

Angin

Ilustrasi Angin

Angin adalah pergerakan udara horizontal dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Kecepatan angin dipengaruhi oleh perbedaan tekanan: semakin besar perbedaan tekanan, semakin kencang anginnya.

Jenis-jenis Angin:

  • Angin global: Angin pasat, angin barat, angin timur kutub
  • Angin musim (monsun): Perubahan arah angin musiman yang menyebabkan musim hujan dan kemarau
  • Angin lokal: Angin darat dan angin laut, angin gunung dan angin lembah, angin fohn
  • Angin siklon: Angin yang berputar di sekitar pusat tekanan rendah (siklon tropis/badai)

Sirkulasi Atmosfer Global

Sirkulasi Atmosfer Global

Sirkulasi atmosfer global adalah pola pergerakan udara dalam skala besar yang terjadi di atmosfer bumi. Sirkulasi ini dipengaruhi oleh perbedaan pemanasan matahari antara ekuator dan kutub, rotasi bumi (efek Coriolis), dan distribusi daratan dan lautan.

Sel Hadley

Sel sirkulasi di daerah tropis (0°-30° LU/LS). Udara naik di ekuator (daerah konvergensi antartropis/ITCZ), bergerak ke arah kutub di ketinggian, turun di sekitar 30° LU/LS (daerah subtropik), dan kembali ke ekuator sebagai angin pasat.

Sel Ferrel

Sel sirkulasi di daerah lintang menengah (30°-60° LU/LS). Udara naik di sekitar 60° LU/LS (daerah subpolar), bergerak ke arah ekuator di ketinggian, turun di sekitar 30° LU/LS, dan kembali ke arah kutub sebagai angin barat.

Sel Polar

Sel sirkulasi di daerah kutub (60°-90° LU/LS). Udara naik di sekitar 60° LU/LS, bergerak ke arah kutub di ketinggian, turun di kutub, dan kembali ke arah ekuator sebagai angin timur kutub.

Kelembaban, Awan, dan Presipitasi

Kelembaban, awan, dan presipitasi adalah komponen penting dalam siklus hidrologi dan fenomena cuaca di atmosfer.

Kelembaban

Kelembaban adalah jumlah uap air yang terkandung dalam udara. Kelembaban dapat dinyatakan dalam beberapa cara:

  • Kelembaban absolut: Massa uap air per volume udara (g/m³)
  • Kelembaban spesifik: Massa uap air per massa udara (g/kg)
  • Kelembaban relatif: Persentase uap air dalam udara dibandingkan dengan jumlah maksimum yang dapat dikandung pada suhu tersebut
  • Titik embun: Suhu di mana udara harus didinginkan agar uap air mulai mengembun

Catatan: Udara hangat dapat menampung lebih banyak uap air daripada udara dingin. Ketika udara didinginkan hingga titik embunnya, uap air akan mengembun membentuk tetesan air.

Awan

Awan adalah kumpulan tetesan air atau kristal es yang sangat kecil yang tersuspensi di atmosfer. Awan terbentuk ketika udara lembab naik dan didinginkan hingga titik embunnya, menyebabkan uap air mengembun menjadi tetesan air atau membeku menjadi kristal es.

Klasifikasi Awan:

  • Berdasarkan bentuk: Awan stratus (lapisan), awan cumulus (gumpalan), awan cirrus (serabut)
  • Berdasarkan ketinggian: Awan tinggi (cirrus, cirrostratus, cirrocumulus), awan menengah (altostratus, altocumulus), awan rendah (stratus, stratocumulus, nimbostratus), awan dengan perkembangan vertikal (cumulus, cumulonimbus)
Jenis-jenis Awan
Presipitasi

Presipitasi adalah jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dalam berbagai bentuk. Presipitasi terjadi ketika tetesan air atau kristal es dalam awan menjadi terlalu berat untuk tetap tersuspensi di udara.

Jenis-jenis Presipitasi:

  • Hujan: Tetesan air cair dengan diameter >0,5 mm
  • Gerimis: Tetesan air cair kecil dengan diameter <0,5 mm
  • Salju: Kristal es yang jatuh dalam bentuk serpihan
  • Sleet: Campuran hujan dan salju atau butiran es kecil
  • Hujan es (hail): Butiran es besar yang terbentuk dalam awan cumulonimbus
  • Embun: Tetesan air yang terbentuk pada permukaan dingin di malam hari
  • Embun beku: Embun yang membeku menjadi lapisan es tipis
Jenis-jenis Presipitasi

Cuaca dan Iklim

Cuaca dan iklim adalah dua konsep yang saling terkait namun berbeda dalam hal skala waktu dan variabilitasnya.

Cuaca

Cuaca adalah kondisi atmosfer jangka pendek di suatu tempat dan waktu tertentu. Cuaca dapat berubah dalam hitungan jam atau hari dan meliputi berbagai elemen seperti suhu, kelembaban, tekanan udara, angin, awan, dan presipitasi.

Karakteristik Cuaca:

  • Bersifat jangka pendek (jam hingga beberapa hari)
  • Sangat bervariasi dan dapat berubah dengan cepat
  • Spesifik untuk lokasi tertentu
  • Dapat diprediksi dengan akurasi yang terbatas (prakiraan cuaca)
Ilustrasi Cuaca
Iklim

Iklim adalah pola cuaca rata-rata di suatu daerah dalam jangka waktu yang panjang (biasanya 30 tahun atau lebih). Iklim menggambarkan kondisi atmosfer yang khas dan relatif stabil di suatu wilayah.

Karakteristik Iklim:

  • Bersifat jangka panjang (dekade hingga abad)
  • Relatif stabil dan berubah secara perlahan
  • Mencakup wilayah yang lebih luas
  • Dipengaruhi oleh faktor-faktor geografis (garis lintang, ketinggian, jarak dari laut, dll.)
Ilustrasi Iklim

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim

Faktor Astronomis

  • Garis lintang: Menentukan jumlah radiasi matahari yang diterima. Daerah ekuator menerima lebih banyak radiasi matahari daripada daerah kutub.
  • Revolusi bumi: Menyebabkan perubahan musim karena kemiringan sumbu bumi.
  • Rotasi bumi: Menyebabkan siang dan malam serta mempengaruhi arah angin (efek Coriolis).

Faktor Geografis

  • Ketinggian: Suhu menurun dengan bertambahnya ketinggian (rata-rata 6,5°C per 1000 m).
  • Jarak dari laut: Daerah dekat laut memiliki iklim maritim (suhu lebih stabil), sedangkan daerah jauh dari laut memiliki iklim kontinental (perbedaan suhu ekstrem).
  • Arus laut: Arus laut hangat menghangatkan daerah di dekatnya, sedangkan arus laut dingin mendinginkan daerah di dekatnya.
  • Topografi: Pegunungan dapat menghalangi pergerakan massa udara dan menyebabkan perbedaan iklim di kedua sisinya (efek bayangan hujan).
  • Vegetasi: Hutan dapat meningkatkan kelembaban dan menurunkan suhu melalui evapotranspirasi.

Klasifikasi Iklim

Klasifikasi iklim adalah sistem untuk mengelompokkan iklim berdasarkan karakteristik tertentu. Beberapa sistem klasifikasi iklim yang umum digunakan adalah klasifikasi Köppen-Geiger, klasifikasi Thornthwaite, dan klasifikasi Schmid.

Peta Klasifikasi Iklim Köppen-Geiger
Gambar 3: Peta klasifikasi iklim Köppen-Geiger dunia

Iklim Indonesia

Indonesia memiliki iklim tropis yang dipengaruhi oleh sistem muson. Sebagian besar wilayah Indonesia memiliki dua musim utama: musim hujan dan musim kemarau.

Karakteristik Iklim Indonesia

  • Suhu: Rata-rata 26-28°C di dataran rendah, menurun dengan bertambahnya ketinggian
  • Kelembaban: Tinggi, rata-rata 70-90%
  • Curah hujan: Bervariasi, dari 1000 mm/tahun di beberapa daerah di Nusa Tenggara hingga lebih dari 4000 mm/tahun di beberapa daerah di Kalimantan dan Sumatera
  • Pola musim: Dipengaruhi oleh muson Asia dan muson Australia

Pola Musim di Indonesia

  • Musim hujan: Umumnya terjadi saat muson barat (Oktober-April), ketika angin bertiup dari Asia dan membawa banyak uap air
  • Musim kemarau: Umumnya terjadi saat muson timur (April-Oktober), ketika angin bertiup dari Australia dan membawa sedikit uap air
  • Variasi regional: Pola musim dapat bervariasi di berbagai daerah di Indonesia karena pengaruh lokal seperti topografi dan posisi geografis
  • Fenomena El Niño dan La Niña: Dapat mempengaruhi pola curah hujan di Indonesia, dengan El Niño menyebabkan kekeringan dan La Niña menyebabkan curah hujan yang lebih tinggi dari normal

Perubahan Iklim dan Pemanasan Global

Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam pola cuaca dan suhu rata-rata global. Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang terjadi terutama akibat peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

Penyebab Perubahan Iklim

Penyebab Perubahan Iklim

Faktor Alami

  • Variasi aktivitas matahari: Perubahan dalam jumlah energi yang dipancarkan matahari
  • Variasi orbit bumi: Perubahan dalam orbit dan kemiringan sumbu bumi (siklus Milankovitch)
  • Aktivitas vulkanik: Letusan gunung berapi yang besar dapat melepaskan aerosol yang memantulkan radiasi matahari dan menyebabkan pendinginan sementara
  • Variabilitas internal: Pola alami seperti El Niño-Southern Oscillation (ENSO), North Atlantic Oscillation (NAO), dll.

Faktor Antropogenik (Manusia)

  • Emisi gas rumah kaca: Pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, pertanian, industri
  • Perubahan penggunaan lahan: Urbanisasi, deforestasi, pertanian intensif
  • Polusi udara: Aerosol dan partikulat yang dapat mempengaruhi radiasi matahari dan pembentukan awan

Dampak Perubahan Iklim

Dampak Perubahan Iklim

Dampak Fisik

  • Peningkatan suhu global: Suhu rata-rata global telah meningkat sekitar 1°C sejak era pra-industri
  • Kenaikan permukaan laut: Akibat pencairan es di kutub dan ekspansi termal air laut
  • Perubahan pola curah hujan: Beberapa daerah menjadi lebih basah, sementara yang lain menjadi lebih kering
  • Peningkatan frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem: Gelombang panas, kekeringan, banjir, badai tropis
  • Pengasaman laut: Akibat penyerapan CO₂ oleh laut

Dampak Ekologis dan Sosial-Ekonomi

  • Perubahan ekosistem: Pergeseran zona iklim, perubahan dalam fenologi (waktu berbunga, migrasi, dll.)
  • Kepunahan spesies: Spesies yang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan iklim berisiko punah
  • Dampak pada pertanian: Perubahan dalam produktivitas tanaman, pergeseran zona pertanian
  • Dampak pada kesehatan: Peningkatan penyakit terkait panas, perluasan wilayah penyakit tropis
  • Migrasi dan konflik: Perpindahan penduduk akibat kenaikan permukaan laut, kekeringan, atau bencana alam

Fenomena Atmosfer

Atmosfer adalah tempat terjadinya berbagai fenomena alam yang menarik dan terkadang spektakuler. Berikut adalah beberapa fenomena atmosfer yang umum terjadi:

Badai Petir
Badai Petir

Badai petir terjadi ketika awan cumulonimbus menghasilkan kilat dan guntur. Kilat adalah pelepasan listrik yang terjadi ketika muatan listrik positif dan negatif dalam awan atau antara awan dan tanah menjadi tidak seimbang. Guntur adalah suara yang dihasilkan oleh ekspansi cepat udara yang dipanaskan oleh kilat.

Tornado
Tornado

Tornado adalah kolom udara yang berputar dengan kecepatan tinggi yang menjulur dari awan cumulonimbus ke permukaan tanah. Tornado terbentuk ketika udara hangat dan lembab bertemu dengan udara dingin dan kering, menciptakan ketidakstabilan atmosfer. Tornado paling umum terjadi di Amerika Serikat, terutama di daerah yang dikenal sebagai "Tornado Alley".

Siklon Tropis
Siklon Tropis

Siklon tropis adalah sistem tekanan rendah yang berkembang di atas perairan tropis yang hangat. Siklon tropis memiliki inti yang hangat dan angin yang berputar di sekitar pusat tekanan rendah. Tergantung pada lokasinya, siklon tropis dapat disebut sebagai hurikan (Atlantik dan Pasifik timur laut), tifun (Pasifik barat laut), atau siklon (Samudra Hindia dan Pasifik selatan).

Pelangi
Pelangi

Pelangi adalah fenomena optik yang terjadi ketika sinar matahari dibiaskan, dipantulkan, dan didispersikan oleh tetesan air di atmosfer. Pelangi muncul sebagai busur berwarna-warni dengan merah di bagian luar dan ungu di bagian dalam. Pelangi paling sering terlihat setelah hujan ketika matahari bersinar dan pengamat membelakangi matahari.

Aurora
Aurora

Aurora adalah cahaya alami yang ditampilkan di langit di daerah kutub. Aurora terjadi ketika partikel bermuatan dari matahari (angin surya) berinteraksi dengan gas-gas di atmosfer atas bumi. Aurora di belahan bumi utara disebut Aurora Borealis (cahaya utara), sedangkan di belahan bumi selatan disebut Aurora Australis (cahaya selatan).

Kabut
Kabut

Kabut adalah awan yang terbentuk dekat permukaan tanah, mengurangi visibilitas hingga kurang dari 1 km. Kabut terbentuk ketika udara dekat permukaan didinginkan hingga titik embunnya, menyebabkan uap air mengembun menjadi tetesan air kecil. Jenis kabut termasuk kabut radiasi (terbentuk pada malam yang jernih dan tenang), kabut adveksi (terbentuk ketika udara hangat dan lembab bergerak di atas permukaan yang dingin), dan kabut lembah (terbentuk di lembah pada malam hari).

Miskonsepsi Umum tentang Atmosfer

Berikut adalah beberapa miskonsepsi yang sering terjadi dalam memahami konsep atmosfer dan fenomena cuaca:

Istilah Penting

Berikut adalah beberapa istilah penting yang perlu dipahami dalam mempelajari atmosfer:

Atmosfer

Lapisan gas yang menyelimuti bumi dan terikat pada bumi oleh gaya gravitasi.

Troposfer

Lapisan atmosfer terbawah tempat terjadinya fenomena cuaca, dengan ketebalan sekitar 8-16 km.

Stratosfer

Lapisan atmosfer di atas troposfer yang mengandung lapisan ozon, dengan ketinggian sekitar 16-50 km.

Ozon

Gas yang terdiri dari tiga atom oksigen (O₃) yang menyerap radiasi ultraviolet dari matahari.

Tekanan Atmosfer

Gaya yang diberikan oleh berat kolom udara di atasnya per satuan luas.

Angin

Pergerakan udara horizontal dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.

Kelembaban

Jumlah uap air yang terkandung dalam udara.

Presipitasi

Jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dalam berbagai bentuk seperti hujan, salju, atau hujan es.

Cuaca

Kondisi atmosfer jangka pendek di suatu tempat dan waktu tertentu.

Iklim

Pola cuaca rata-rata dalam jangka waktu yang panjang (biasanya 30 tahun atau lebih).

Gas Rumah Kaca

Gas-gas di atmosfer yang menyerap dan memancarkan kembali radiasi inframerah, menyebabkan efek rumah kaca.

Perubahan Iklim

Perubahan jangka panjang dalam pola cuaca dan suhu rata-rata global akibat faktor alami dan antropogenik.

Poin-poin Penting

  • Atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti bumi dan terikat pada bumi oleh gaya gravitasi. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi ultraviolet, menghangatkan permukaan bumi melalui efek rumah kaca, dan mengurangi perbedaan suhu ekstrem antara siang dan malam.
  • Atmosfer bumi terdiri dari campuran gas dengan komposisi utama nitrogen (78,08%), oksigen (20,95%), argon (0,93%), dan karbon dioksida (0,04%), serta komponen variabel seperti uap air dan aerosol.
  • Atmosfer terbagi menjadi beberapa lapisan berdasarkan perubahan suhu: troposfer (0-16 km), stratosfer (16-50 km), mesosfer (50-85 km), termosfer (85-500 km), dan eksosfer (>500 km).
  • Tekanan atmosfer adalah gaya yang diberikan oleh berat kolom udara di atasnya per satuan luas. Tekanan atmosfer berkurang dengan bertambahnya ketinggian. Perbedaan tekanan atmosfer menyebabkan pergerakan udara horizontal yang disebut angin.
  • Kelembaban, awan, dan presipitasi adalah komponen penting dalam siklus hidrologi dan fenomena cuaca di atmosfer. Awan terbentuk ketika udara lembab naik dan didinginkan hingga titik embunnya, menyebabkan uap air mengembun menjadi tetesan air atau membeku menjadi kristal es.
  • Cuaca adalah kondisi atmosfer jangka pendek di suatu tempat dan waktu tertentu, sementara iklim adalah pola cuaca rata-rata dalam jangka waktu yang panjang (biasanya 30 tahun atau lebih).
  • Klasifikasi iklim adalah sistem untuk mengelompokkan iklim berdasarkan karakteristik tertentu. Beberapa sistem klasifikasi iklim yang umum digunakan adalah klasifikasi Köppen-Geiger, klasifikasi Thornthwaite, dan klasifikasi Oldeman (khusus untuk Indonesia).
  • Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam pola cuaca dan suhu rata-rata global. Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang terjadi terutama akibat peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

Uji Pemahaman

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut untuk menguji pemahaman Anda tentang atmosfer:

Pertanyaan 1

Lapisan atmosfer yang mengandung lapisan ozon adalah...

Pertanyaan 2

Jelaskan perbedaan antara cuaca dan iklim, serta berikan contoh masing-masing!

Petunjuk: Ingat bahwa cuaca bersifat jangka pendek dan spesifik untuk lokasi tertentu, sementara iklim bersifat jangka panjang dan mencakup wilayah yang lebih luas.

Pertanyaan 3

Bagaimana proses terbentuknya hujan? Jelaskan dua proses utama pembentukan hujan!

Petunjuk: Ingat tentang proses koalesensi dan proses Bergeron dalam pembentukan hujan.